MATAHARI MUSIM HUJAN

Puisi-puisi Faris Al Faisal ________________________________________________________

PERJALANAN SESEORANG YANG TERLAHIR

Seseorang terlahir
Di telapak tangannya memegang rahasia
Perjalanan
Yang disembunyikan

Tumbuh cerita, masa kanak-kanak
Di sela lelehan getah
Susu ibu
Mulut mungil menyerbu

Burung-burung berloncatan
Ke dahan, ke ranting
Melihat dunia
Dan semesta dalam siul sajak-sajak cinta

Masa remaja indah
Milik semua
Kembang yang menguarkan aroma bunga
Kebun-kebun dan warna

Meninggi matahari
Cahaya keemasan mengambil tangannya
Piala anggur menugur
Di balik pagar yang dilompati

Indramayu, 2020

 

MUSEUM MASA LALU

Suatu hari, kenangan menjadi museum
Masa lalu

Kita bisa berkunjung
Bersama ingatan
Menatah lazuardi di sana
Menyibak
Manik-manik air mata

Sesekali terasa palka pecah
Luka menganga
Reruntuk lambung perahu dan tali sabut
Kesunyian memukul dada

Dan sebuah lukisan di dinding
Menyisakan senyum
Yang tak henti, yang melekat sampai mati

Indramayu, 2020

 

MONUMEN KATA

Batu, kata
Dan puisi tertinggal di sana
Sebuah bangunan
Kelak menjadi monumen kata

Nama-nama mungkin abadi
Atau hanya bayangan
Sedang bahasa menuju sempurna

Halaman demi halaman
Lembar yang terbuka
Pada setiap yang tertulis dengan pena waktu
Ada makna dan cerita lainnya

Indramayu, 2020

 

MATAHARI MUSIM HUJAN

Pertama, tak ada hangat seperti biasa
Menjemur matahari
Dan siang berenang ke cahayanya

Ekor panjang musim hujan melingkar
Bulu-bulu melimpahi peraduan
Tangan mendekap mimpi yang berlarian
Penuh cinta

Pucuk-pucuk daun mata pun menguncup
Mengucap salam
Kepada lampu yang padam

Indramayu, 2020

 

Faris Al Faisal, lahir dan berdikari d(ar)i Indramayu, Jawa Barat, Indonesia. Bergiat di Komite Sastra, Dewan Kesenian Indramayu (DKI) dan Lembaga Kebudayaan Indramayu (LKI). Namanya masuk buku Apa dan Siapa Penyair Indonesia (Yayasan Hari Puisi). Pada “World Poetry Day March 21” menuntaskan 1 Jam Baca Puisi Dunia di Gedung Kesenian Mama Soegra Dewan Kesenian Indramayu (2021). Puisinya mendapat Hadiah Penghargaan dalam Sayembara Menulis Puisi Islam ASEAN Sempena Mahrajan Persuratan dan Kesenian Islam Nusantara ke-9 Tahun 2020 di Membakut, Sabah, Malaysia, Juara 1 Lomba Cipta Puisi Anugerah RD. Dewi Sartika dan mendapat Piala bergilir Anugerah RD. Dewi Sartika, Bandung (2019), mendapatkan juga Anugerah “Puisi Umum Terbaik” Disparbud DKI 2019 dalam Perayaan 7 Tahun Hari Puisi Indonesia Yayasan Hari Puisi, dan pernah Juara 1 Lomba Cipta Puisi Kategori Umum Tingkat Asia Tenggara Pekan Bahasa dan Sastra 2018 Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Tersiar pula puisi-puisinya di surat kabar Indonesia dan Malaysia. Buku puisi keduanya Dari Lubuk Cimanuk ke Muara Kerinduan ke Laut Impian (penerbit Rumah Pustaka, 2018)

Related posts

Leave a Comment

20 + fifteen =